Wednesday, December 28

Of Relationship and Trust

The basis of a good relationship is trust, if you cannot trust others, why bother going into a relationship? And this relationship with Allah pun is based on trust, He entrusted us a job yang magnitude dia akan hancurkan gunung. And He trusts us of being able to do it, if not He would've not given it in the first place, kan?

They say it takes years to build up trust, and only seconds to destroy it. Maybe, that's relevant between us human, but not for Allah. For Allah, it takes just seconds to build up trust, and it takes you a lifetime to destroy it.

Allah, so Merciful and Compassionate as He is, gives us a lifetime of trust for us to complete our responsibilities, though time and time again we failed Him, He is never a step farther away from us, and when He said He'll be there for us, He meant every word He said. So, why worry? Shouldn't we trust the One who's most trusted? Glory be to Him and to Him only.

And Allah, so Penyayang dan Pengampunnya Dia, bagi kita beberapa saat je for us to make tawbah if we want to, and as He said, He loves those who repent. You and I, we are prone to making mistakes, but berapa banyak je dari kita yang fight the nafs and shaitan, to make tawbah towards Allah? Kadang-kadang kita buat salah, and we feel 'hmm, it's okay kot', or 'alah, sikit je. takpe kot', or even 'jap lagi solat aku mintak ampun la'. and how many many times manusia itu tak sempat bertawbat, and that can only mean one thing, that He has lost His trust on us.

Maha Suci Allah dari apa yang manusia persekutukan, kita kadang-kadang tak sedar, kita ni syok sendiri, kita buat apa yang kita please, kita buat apa yang kita rasa betul, without trying to find out whether its right or its wrong. Manusia keramaiannya suka untuk memleasekan diri sendiri, selfish. Apa yang dia kesah ialah hak dia sahaja tanpa memikirkan haknya terhadap orang lain. Relationship often turn sour bila kita start meminta rights kita. Instead of giving and completing our rights towards others, people are starting to ask their rights towards us, so before that happens, before dekat hari kiamat nanti people datang depan Allah and say, ya Allah, this fulan, he knows the truth, but he didn't share it with us. Ha, time tu, menggelabah la kan dah boss start tanya posmen2nya, posto-posto dah sudah hantar?"

Sungguhnya kebahagiaan rumahtangga itu bergantung kepada sejauh mana harmoninya si suami dan isteri serta anak-anak dan ibu ayah mereka. It cannot be capai without trust. Same goes to kebahagiaan kita di dunia dan di akhirat, bergantung pada redhanya Allah pada kita. Gain His trust, so He can be please with us and let us enter jannah.

Sungguh, tak ada apa yang semua manusia nak atas dunia ni, regardless of their religion, other than nak masuk syurga. Tanyalah orang kristian, diorang nak masuk syurga, orang buddha, even orang yang tak religious and pious pun, tanya mana-mana artis yang seksi seksa tu, semua nak masuk syurga. Dan sungguh beruntunglah kita, yang ada on the right track untuk ke syurga ni. Keep it up guys! We're almost there.

O Allah, I beg for Your mercy and forgive our sins, jauhkan dari kami api neraka, pertemukan kami dalam syurga, for there's no God but You only. Ameen.


Tuesday, December 27

Sembang di FB: Hati

A man who do sins everyday, enters jannah. One who study and teach Islam, goes to hell.
 ·  ·  ·  · Yesterday at 09:12
    • Ahmadkhairul Sabirin sambung ayat
      23 hours ago ·  ·  1
    • Muhammad Zulfadhli Yahya riak or ikhlas determine it
      23 hours ago ·  ·  3
    • Hafiz Ahmad Perghh,,controversy nie,,,explain3,,
      23 hours ago · 
    • Hisham Mahir 
      macam pali cakap la, riak n ikhlas.

      the first man, (this was narrated from a hadith, yg sheikh navaid aziz cerita smalam dekat twins of faith), dia buat all the sins yang manusia buat, then bila time dia dekat nak mati, dia pesan dekat anak dia, bila aku mati nanti, bakar aku dan taburkan abu aku dekat laut n dekat darat. pastu bila dia dibangunkan di akhirat nanti, Allah tanya, wahai fulan, kenapa kau arahkan kepada anakmu supaya bakar dan pisahkan abumu di laut dan di darat, dia jawab, ya Allah, kerana aku takut dibangkitkan dan disoal seperti sekarang ini. dgn sebab tu, Aku ampunkan semua dosamu, dan masuklah ke dalam syurgaku.

      sedangkan lelaki kedua tu, sepanjang hidup dia, dia study islam, baca quran, hafal quran dan mengajarkan quran etc. bila dia mati dan dibangkitkan, Allah tanya dia, ya fulan, apa yang engkau buat di atas muka bumi ini. dia jawab, ya Allah, aku belajar agamamu, dan aku ajarkan agamamu. Allah kata, kau penipu, kau buat itu untuk dipandang manusia sebagai orang soleh. masuklah kau kedalam neraka.
      22 hours ago ·  ·  6
    • Hisham Mahir 
      moral of the story is don't judge people's heart, we don't know apa yang ada dalam hatinya. mungkin dia buat salah, tapi dia sangat menyesal dengan apa yang dia buat, dan tiap2 hari dia melawan nafsu/berperang dengan diri nak buat dosa tu, dan jangan jugak kita yang kata diri kita ni belajar islam dan mengajarkan islam layak untuk ke syurga sedangkan kita tak pernah sure Allah please tak dengan kita, samada kita buat tu untuk kita dipandang mulia atau semata-mata utk Allah.

      there's a thin line between ikhlas and riak.

      tapi tak bermakna, dahtu, stop lah buat dakwah and everything kan, baik buat dosa je tapi rasa takut dgn Allah. well, one who've heard the words of Allah, tapi tak dengar and patuh, Allah akan pertanggungjawabkan dia kan? (ah, duh, dah terperangkap dengan dakwah) man, jangan pikir macamtu, Allah pilih kita untuk jadi penyambung rantai dakwah nabi, regardless jemaah mana pun kita, but then kita mungkin question pulak, dah tu, kalau aku buat ni sebab terpaksa, tak ikhlas pun? jawabnya, strugglelah untuk menjadi ikhlas, one sheikh said, dia bangun semayang malam selama 20 tahun dalam keadaan terpaksa, lepas tu baru dia rasa nikmatnya. so to say that our struggle tu yang Allah pandang. sebab life is a struggle, what's the meaning of life if you don't struggle? agak2 sahabat2 nabi tu simply jadi baik with the blink of an eye? oh, sebab nabi ada, so lagi senang nak beriman? no no no, it's harder during those time, bygkan kalau ada sorang datang preach korang, kata ada malaikat datang kat aku smalam , kata aku ni nabi, and by the way, kata2 aku ni bukan kata2 aku tapi kata2 yg Allah sampaikan dekat aku, agak2 korang nak percaya ke tak? agak2 korang ikut tak? (eleh, orang ajak pergi program islamik pun berpuluh kali pikir or berpuluh2 alasan kita bagi kan?)

      apa yang paling penting is hubungan kita dgn Allah, kadang2 ye kita struggle nak tinggalkan dosa (ni pun agak thin jugak, terpulang dekat diri kita and keikhlasan kita sejauh mana kita berusaha nak tinggalkan dosa tu), tapi as long as, in our heart, there is fear of Allah, inshaAllah, Allah akan still tolong kita. we are never farther than a step from Allah.

      Allahua'alam.
      22 hours ago ·  ·  14
    • Hisham Mahir 
      but, all in all, it's terpulang pada diri kita, antara kita dengan Allah. kita mungkin boleh menyamar konon2 sedih, padahal hati kita tak pun, ataupun kita boleh menyamar ikhlas, padahal hati kita tak pun. bak kata abu ameenah bilal philips, katanya emak imam sufyan at tsauri, if you learn 10 words, and ur iman ur faith in Allah doesnt increase, check yourself, check your niat, check your heart. we need reminders everyday, so brothers (&sisters) do remind each other to the truth and sabr.
      22 hours ago ·  ·  5
    • Ahmad Firdaus Hanapai a very good explanation ...may Allah reward u Jannah brother ...(^_^)
      18 hours ago · 

I'll Never Stop

It will never stop. Just when you thought everything is great, it hits you again, and you wander just when it gonna end. Tirelessly, you pick yourself up another day, for one more spot in the battleground, where everything you aimed for is in front of you, but nonetheless, your desire holds you back, you struggle to let loose for you to groove yourself onto the way of success, sometimes you win, but most of the time, youre ashamed to succumb to a defeat, but another dawn breaks, another sun awake, this time you feel you're much more confident than you were before. All the past experience dancing rapidly on your mind as you walk again into the ring, the bell rang, and you fall after a heavy blow onto te left of your jaw, this is the hardest blow and you lay down there for a minute or so, memory keeps racing back and forth, the jannah you adore and the hellfire you swore, never will you able to hold me down, I'm gonna get up and fight like asadullah, fear no one but Allah, the enemy within startin to rattle, scared of your renewed faith and the process of learnin you endure, it is time that desire will loose, and Allah's words honoured. I will not loose again, not ever, for even if I shall fall, I shall get back up stronger than ever, no enemy can hurt me, no desire can hold me, for I aim, to be the slave of His, and to be together with His Loved ones, ar Rasul peace be upon him and his companion and his family, to enjoy seeing Muhammad my beloved smiles at me and hug me and say, come Ive been missing you oh dear (put your name here). This is my vow, that I will never bow down, to the desire and the world and whatever it may come, for theres no God but one, worthy to be praised and worshipped. Lord, I rely on You only, to give me strength to go through this life that is full of trials and tribulance, and make me one of those whom You are pleased with. Amin. Lord, know that I will never ever stop trying to be loved by You, because, what will I be, if I dont have Your love and mercy o Allah. and Allah... theres no meaning to my existence o Allah even if You were to grant me forever in jannah, if I can never see Your face, ever. theres just no meanin to that, to live forever without being able to see You.




Allahumma solli 'ala muhammad wa'ala ali muhammad.

Monday, December 26

I Was Once

Who am I oh Allah.

I was once a frequent reader of Your book,
I never miss a juz' a day,
but now,
I left Your book so I have to dust it off and
before I finish one safhah, there I rushed for dunia yet again.

I was once a strong man who storm through the chill dawn of winter,
to greet You in Your house daily,
but now,
though You parked a few cars in front of my room,
I rarely use one to greet you in the morning like I used to do.

I was once holding halaqah reciting Your verses
admiring Your greatness,
but now,
I limit myself to just following one and to just be there,
so they won't think I left this road of da'wah.

I was once a surfer in the deep of the night,
I surf through my tears on the board of repentance,
but now,
I'm drowning in this bed of lies, suffocating in the coziness of the selimut in an air-conditioned room,
snuggle myself to deep sleep, thinking God have no wrath for me,

for I was once, a slave for Him.

Thursday, December 15

Saya Seorang Petani

Pagi tadi ada sorang ustaz bicara dekat TV. Dia cakap satu benda yang sangat menyentuh hati aku. Katanya, 'ibu bapa akan lihat hasil tuaiannya (anak-anak) bila dah tua nanti, kalau baik jaga siram elok elok bagi baja yang cukup, inshaAllah hasilnya nanti kita boleh nikmati, jangan sampai bukan kita je tak boleh nak rasa tuaiannya, siap menyusahkan orang lain pulak'.

Anak-anak sememangnya seperti tanaman. Ibu bapa tuai hasilnya bila anak meningkat dewasa. Alangkah bahagianya tiap-tiap hari dapat berteduh bawah pohon yang rendang dari sinaran matahari dunia yang terik, dapat pula merasa manisnya buah-buahnya, bermacam-macam manfaat yang ibu bapa mampu garap dari anak yang soleh dan solehah.

Tapi malanglah pula si ibu bapa yang dapat pohon yang berpenyakit, penuh dengan ulat beluncas yang memakan daun-daunnya, daun-daun sering gugur dan menyepahkan halaman rumah mereka, bahkan pohon itu sendiri hampir mati kerana akarnya tak mencari air hidayah lalu tiada gunalah sinaran nasihat matahari. Hari semakin hari, pohon kian mati dan akhirnya tumbang dan mereput, menyusahkan si penanam tadi.

Maka dari itu, hai mama papa dan bakal daddy mami, anak itu kertas, kau pennya, kau contenglah apa yang kau nak conteng, anak-anak itulah hasil karya kau, suka atau tidak. Orang mengutuk karya mu tidak memberansangkan, nah salahkan siapa, salahkanlah dirimu. Hai si anak-anak cuma mengikut langkah-langkahmu. Kau menyuruh, tapi sendiri tidak melakukannya. Kau menyekat, tapi kau sendiri melakukannya.

Persepsi yang kita akan berubah atau suami akan berubah apabila dapat anak pertama, adalah sangat tidak benar sekali. Kerana banyak sekali kulihat, tiada perubahan pada sang bapa, apatah lagi sang mama. Perubahan itu bukan letak pada peristiwa, tapi letak pada kehendak dirimu sendiri. Tiada siapa termasuk Tuhan yang mampu mengubahmu, melainkan kau sendiri menginginkan perubahan.

Kita semua petani. Kita akan tuai hasil tanaman kita di dunia ini di musim akhirat sana. Dapat buah durian busuk besok kau makan lah, dah itu yang kau tanam sekarang.

Status FB Panjang #3 : Nostalgia Menggamit Jiwa

Antara kebahagiaan seseorang itu ialah kenangannya. Kadang-kadang nampak orang tersenyum sorang-sorang mengelamun, mesti teringat kisah-kisah dulu yang best2. Dan hati kita, tak kira yang macam batu ke yang lembut macam gula kapas, mesti senang tersentuh bila terlalu kawasan yang nostalgik, atau terdengar perkataan yang membuatkan kita terkenang satu peristiwa, yang pentingnya, masa yang lalu, takkan pernah kembali, seperti berlalunya keretapi (tau lagu runaway train-soul asylum?) seperti anak panah yang dilepas dari busur, seperti kata yang ditutur lidah. Ia takkan pernah kembali, tetapi nostalgia itu pasti menggamit rasa, tiap kali gambaran itu terputar.

Persoalannya, video hidup kita akan dimainkan depan diri kita satu masa nanti, dan kita akan ditanya satu persatu, sehingga kita cakap, 'aisey, yang ni pun masuk jugak, ingat boleh lepas', time tu, adakah kita akan suka dan tersenyum macam sekarang bila teringat nostalgia yang menggamit jiwa? Ataupun kita akan berduka lara bermasam durja ingin kembali ke dunia?

Jomlah kita act accordingly, so that depan Allah nanti, kita tak tersipu-sipu tercari-cari tempat berlindung cuba berdalih-dalih, kerana pada masa tu tiada tempat bernaung kecuali pada Allah, dah kalau kita dekat dunia dok belakangkan Allah, time tu tak malu nak mintak naungan Allah?

p.s. Korek hidung masa solat sorang-sorang tak malu, korek hidung depan orang ramai tahu malu.

Monday, December 12

Cerpen: Hantaran Sarahani Mainora (smbgn)

Ding dong.

Hati Sarahani Mainora bergedup kencang tatkala terdengar bunyi loceng pintu. Dia sudah siap berpakaian cantik tapi tak over dan berbedak tipis. Sederhana. Namun keanggunannya tak bisa dinafikan oleh sesiapa. Tersedia rupawan. Kekemasan luarannya langsung tidak menggambarkan keserabutan fikirannya tentang tetamu malam ini.

Siapa gerangan manusia yang penting yang dikatakan Datin Seri Markonah Johari ingin bertandang malam ini? Tirai tingkapnya diselak dalam usaha mengintai tetamu istimewa yang dikatakan oleh mamanya petang tadi. Eh, macam kenal kereta tu...

"Aniiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii~.."

Laung Datin Seri Markonah Johari semacam melaungkan azan, panjang dan mendayu-dayu memanggil anak daranya itu turun.

"Auntie Sherry awak dah sampai ni, cepat la turun."

Ha?? Auntie Sherry (nama betul Sherripah Sazlinda). 

DUM DAM DUM DAM! 

Bergegas turun macam lipas kudung Ani berlari, habis hilang keayuan yang dipreservenya sekian lama. Mana tidaknya, Auntie Sherry yang menjaganya sejak dari mula belajar menyebut 'ma' dan 'pa' dulu, mengajarnya bertatih di alam kehidupan ini, sehinggalah Ani pandai menilai mana baik dan buruk. Semenjak menyambung pengajiannya dalam program medic di University of Hradec Králové di Prague, Czech Republic, 3 tahun yang lalu, Ani tak berpeluang lagi bertemu Auntie Sherry kesayangannya itu. Auntie Sherrylah yang memperkenalkan Ali Sivachandran padanya sebelum ianya menaiki pesawat Malaysia Airlines MH 16 ke Amsterdam sebelum tukar flight Czech Airlines OK 617 ke Prague 3 tahun dahulu, sehingga ia terjatuh hati dan menaruh perasaan pada jejaka itu.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa?? Aliii? Apa Ali buat dekat sini? Kata yang datang Auntie Sherry? Kenapa tiba-tiba Ali? Siapa Ali? Siapa Sherry?" soalnya dalam hati. Ani, mana reti nak express feeling. Ani pemalu dan tak berapa pandai nak meluahkan perasaan.

"Eh, Muthu, Ahmad, Mat Lazim, pun ada? Apa hal semuanya ni?" soal hatinya.

Dupdupdupdupdupdupdupdupdupdupdupdupdupdup.

Hati Sarahani Mainora Dato' Seri Haji Rasman yang dari tadi berdegup-degup laju, kini makin bertambah kelajuannya bak kelajuan enjin Sebastian Vettel memecut meninggalkan Heikki Kovailenen dan Felipe Massa, bak lajunya bebelan mulut mamanya Datin Seri Markonah Johari jika ada sesuatu yang tidak kena di rumah atau tidak disenangi di hatinya.

Mamanya duduk disebelah papanya. Auntie Sherry duduk bersebelahan Ali, sambil berpegang tangan. Mut, Ahmad dan Mat Lazim duduk bersimpuh di atas lantai kerana kerusi tak cukup, walaupun ruang tamu rumah Datin Seri Markonah Johari besar, ia mengenakan style minimalis, maka kerusinya hanya cukup-cukup untuk empat orang, namun karpetnya di tempah khas dari Turki untuk kegebuan dan keenakan duduk di atasnya. Dindingnya putih melepak di hiasi satu dua lukisan oleh Datin yang agak pandai juga melukis ala-ala Pablo Picasso punya lukisan yang tak berapa nak nampak rupanya.

Mamanya tersenyum, begitu juga papanya, auntie Sherrynya dan juga Ali, serta rakan-rakannya. Dato' Seri Haji Rasman melagakan perlahan bahu pada Datin Seri Markonah Johari.

Mamanya, memahami, memulakan kata,"Ani, sebenarnya Ali ni ha, dia nak tengok tunang dia, dah dia kata Ani tak pernah nak jawab call dia. Nak tengok pulak, lagi setahun dua dah bulan sembilan ni Ani nak pergi balik Prague tu pulak kan. So, Ali nak lah berkenalan dengan Ani lebih sikit, dan Auntie Sherry pun baru je sampai ke Malaysia, ma ajak la dia pun nak jugak la tengok bakal menantu dia ni ha."

"O mama rasa Ani tak tahu lagi Auntie Sherry ni mama Ali kot? Ye lah, dulu pun masa Ani kecik dulu, Ali jarang-jarang ada dekat rumah, selalu ikut arwah ayahnya outstation dekat Penang, tapi Auntie Sherry ada cerita kat mama, yang Ali ni sebenarnya dari dulu taruh perasaan dekat Ani, dah kadang-kadang Ani datang rumah Auntie Sherry kan, Ali selalu tengok Ani, comel katanya. Lepastu 3 tahun lepas sebelum Ani ke Prague, Ali ada nyatakan hasratnya pada Auntie Sherry, Auntie Sherrylah yang bagitau mama. Mama ok je walaupun beza umur Ali dan Ani agak besar."

Ani yang masih di anak tangga kedua, berundur satu tapak ke atas. Mukanya kemerah-merahan menahan malu.

"Ha? Ani tak tau pulak Auntie Sherry ni mak Ali? Sejak dari kecik Ani dengan Auntie Sherry, Ali asyik perhatikan Ani? Apa ni? Tipu la semua ni.

Ani tak percaya.

Habis Ali sebelum ni buat-buat tension la mama letak hantaran RM20,000 dekat Ani?? Ali, sampai hati Ali susahkan hati Ani, buat Ani percaya yang Ali tengah susah sangat-sangat nak cari duit untuk hantaran tu." becok juga Ani ni membalas kata mamanya, tapi cuma dalam hati je la.

"Ali pun sebenarnya baru tahu semalam yang mama kawan baik sangat-sangat dengan mak dia macam nasik lemak dengan sambal, kena co-exist sama-sama, baru bahagia hidup. Dan hantaran yang mama letak untuk Ani dekat Ali dulu tu, saja nak test dia. Hehe. Ani tau, dia bawak berapa ni nak tunjukkan kesungguhan dia?  RM14,000 dia bawak cash ha tadi ni, katanya dia jual habis harta dia, ko taulah kan Ani dia minat sangat kamera-kamera ni, lepas tu dia cakap kat mama kat luar tadi, tunggu lagi 6 bulan, nanti cukup RM20,000, ala suwitnya bakal menantu mama ni, mama sebenarnya bukanlah nak duit tu, cuma nak tengok kesungguhan dia, and so far alhamdulillah, mama puas hati." Riak muka mamanya puas hati. Ali pula tersipu-sipu malu cuba menyorok di belakang mamanya Auntie Sherry.

Ani semakin malu, dan terus berlari menaiki tangga dan oppocot!

Ketepek!!

Jatuh kerana terlangkau anak tangga, Ani bingkas bangun menahan sakit dan terus masuk ke biliknya, disbelieved. Dia cubit pipinya. Sakit! Sakit lutut pun sakit juga. Seraya itu terdengar gelak tawa yang kuat dari bawah sana.

Tetamu-tetamu penting di bawah tergelak sambil Ali leading gelak yang paling kuat,

"hua hua huah hua hua hua hua hua hua huapp"

sehinggalah Datin Seri Markonah menjelingnya dan terus terdiam. Keadaan tiba-tiba sunyi sepi.

Krik krik kerik... krik krik kerik.. 

Bunyi cengkerik merdu di laman seri rumah Datin Seri Markonah mengisi ruang 'kosong' itu. Sehinggalah Auntie Sherry bangun dari tempat duduknya, "Konah, I pegi tengok Ani kat atas ye?" (Konah je Auntie Sherripah panggil Datin?)

Datin Seri Markonah mengangguk mengiakan.

"Saya ikut boleh?" Ali menyapa.

Semua mata yang ada di situ berkalih menjeling tajam kepada Ali.

"Eh, gurau jeeeeeeeeeee laa". cover Ali sambil menggaru kepala lututnya yang tak gatal.

"Ali, mai ikut mama pergi dapur nak hidang. Tak lapar ke perut tu?"

'mama'?


***

Tok tok tok..

"Ani, boleh Auntie masuk?"

Suara Auntie Sherry kedengaran di luar pintu. Ani yang masih merah padam itu kelam kabut jadinya.

"Jangan masukkkkkkkkkkkkkkkkk!" jeritnya dalam hati, tetapi pintu telah dikuak.

Muncullah figurative manusia dalam bentuk Auntie Sherry kesayangannya itu.

"Auntie.." akhirnya Ani bersuara (akhirnya Ani bersuara.. kata penulis, dari awal dulu tak pernah berkata-kata watak Ani ni kecuali dalam hatinya)

Auntie Sherry mara ke depan, lalu dipeluk gadis kesayangannya itu. Titis air mata berlinangan dari redup mata si gadis sunti itu.

"Ish, Ani, kenapa menangis pulak ni?"

Air mata Ani semakin laju mengalir.

"Tak tahu, tak tahu, Ani sebak. Sebab dari dulu Ani memang nakkan hubungan yang halal dengan Ali. Ani penat menyimpan dan melawan rindu pada Ali. Ani tau it's not wrong to have the feeling before marriage, tapi to rindu berlebihan sehingga seakan2 Alilah kebahagiaan Ani, it's wrong. Ani selalu menyesal bila menjawab panggilan Ali dan berborak dengannya. Ani rasa bersalah. Ali pun pernah nyatakan benda yang sama, yang dia rasa tak sedap hati dengan keadaan macam ni. Setahun lebih dah kami cuba limitkan rasa ni. Ani cuma nak jadi isteri kepada seorang yang Ani percaya mampu membimbing Ani ke syurga. Ani tak pernah teringin lebih dari itu. Auntie paham kan?" terang Ani dalam hati. Tak mampu diukir perasaan itu di bibir mulusnya.

"Auntie faham Ani. (eh, tiba-tiba pulak?) InshaAllah, Auntie akan cuba bincang dengan mama kamu untuk ikatkan tali perhubungan kamu sebelum kamu balik ke Prague bulan sembilan ni."

Pelukan Ani bertambah erat. Titis air matanya bertambah deras.

Auntie Sherry tersenyum. Dia bangga punya bakal menantu semurni Sarahani Mainora.

***

In the meantime, Ali baru lepas tolong Datin Seri Markonah berhidang. (Cubaan ambik hati la katakan). Mat Lazim melambai tangannya dari ruang tamu memberi isyarat supaya kemari.

"Ali, hang ni kan, buat penaya kami ja. RM20,000 konon, padahal Datin tak mau sesen pun duit hang. Motor Mut, Motor Ahmad ngan aku, sapa nak ganti? Jual kamera konon. Hoi kamera hang tu tak sampai RM2,000 pun la! Ni kami juai motor kami bagi kat hang, hang tak habaq kat Datin?"

Ali tersengih.


-TAMMAT-