Thursday, November 20

Bulan dan Matahari

Terang malam bernaungkan purnama,
Semakin membulat purnama,
Semakin kurang kelam malam,
Tanpa litupan awan-awanan,

Lalu terus kita sadar,
Purnama memantulkan cahaya,
Yang diterima dari sang matahari,
Yang nampak di hari siang.

Marilah jadi sang matahari,
Bercahaya sentiasa tanpa leka,
Walau dihalang putaran bumi,
Masih memberikan sinarnya.

Marilah jadi sang purnama,
Walau tiada kuasa dan daya,
Masih cuba memantul cahaya,
Walau sinarnya sehalus tinta.

Ayuh bangunlah jangan alpa,
Dunia ini penuh fantasia,
Ayuh bangkitlah jangan lupa,
Akhirat itu tujuan kita.

After Eight

Teringat Afiq Khazar dan Abdullah Hassan bercerita lepas bermain ragbi tempohari.

" Kita main ragbi ni harap-harap bukan sia-sia dan insyaAllah niat kita merapatkan silaturrahim sesama kita diredhai Allah", kata Hassan.

" Kadang-kadang kita rasa susah nak relate aktiviti harian kita dengan ibadah. Berapa lama masa kita allocate untuk mengingati Allah sehari semalam? Takkan masa sembahyang fadhu je? Kita kena ingat Allah dalam apa sahaja yang kita buat. Berapa orang tadi yang sebelum main ragbi baca bismillah?" Sampuk Afiq.

Pertanyaan-pertanyaan tadi harus kita jawab bukan sahaja sekarang tapi apabila dihisab Allah di akhirat kelak. Allah bagi kita 24 jam ( 1440 minit, 86400 saat) sehari semalam, tapi masih kita rasa tak cukup, (termasuk tukang taip ni sendiri) tak ada masa nak study, tak cukup masa nak pergi program, tak cukup masa tu, tak cukup masa ni. Sedangkan apa yang Allah buat, tak pernah salah sebab Dia yang menciptakan kita, tak mungkin Dia salah dan yang pasti, kita yang salah.

Persoalan tentang masa ini banyak ditekankan ketika di bangku sekolah rendah lagi.


Surah yang biasa kita baca dan dengar dalam mana-mana ceramah tak kira agama/motivasi tentang penggunaan masa. Semua orang yang rasa diri dia Islam insyaAllah tahu maksud 3 ayat dalam surah ni.

Manusia berada dalam keadaan rugi.

Siapa yang rugi?

Mereka yang tidak beriman serta mereka yang tidak berpesan-pesan kepada kebaikan.

Kenapa rugi?

Sebab...jawapannya ada dalam lagu Raihan - Demi Masa, yang diinspirasi daripada Surah Al-Asr dan juga hadith sahih riwayat Muslim.


Adakah kita bersedia?

Adakah kita sebahagian daripada golongan yang rugi?

Bagaimana jawapan kita di akhirat kelak?
Bukan boleh dalih-dalih dah masa tu.
oh, sori Allah, masa tu aku busy buat coursework.
oh sori Allah, aku tertinggal sembahyang sebab aku nak siapkan essay.
oh sori Allah, aku terlepas subuh sebab aku stay up siapkan model bangunan.
oh sori Allah, masa tu aku sibuk bermain PSP/PS2/PS3/iPhone.


Boleh ke bagi jawapan macam tu?

Tak boleh.

Masa tu mulut akan ditutup dan anggota badan akan bercakap untuk kita, samada membela diri kita ataupun mendakwa diri kita.

Gunakanlah masa hidup yang pendek ini untuk mencari keredhaanNya.

Renungkanlah kata-kata kawan saya di Sheffield ini,

"

Melihat yang tersirat disebalik yang tersurat

Jika kita lihat perjalanan kehidupan kita, semasa kita lahir kedunia. Ayah kita akan melaungkan Azan keatas kita, dan kemudian Iqamah dibacakan keatas kita. Maksudnya kita telah di’Azan’kan dan kita telah di’Iqamah’kan. Satu perkara yang belum lagi dilakukan ke atas kita adalah meng’takbiratul ihram’kan kita. Yakni solat jenazah keatas kita.

Semestinya senggang masa antara Iqamah dan takbiratul ihram itu tidak panjang. Dan senggang masa itu adalah kehidupan kita. Jadi sepanjang nyawa kita dikala hidup ini tidaklah panjang, hanyalah sekadar tempoh masa di antara Iqamah dan Takbiratulihram.

Hidup sementara

Oleh itu apa yang kita isi dalam kehidupan kita yang terlalu singkat ini? Adakah kita penuhi hidup ini dengan keinginan nafsu yang tak akan pernah puas. Atau kita kembali kepada tujuan kita dijadikan Allah dimuka bumi ini yakni untuk mengabdikan diri kepada-Nya, Tuhan yang memberi nikmat hidup ini.

". Sheffield, UK.

Kata-katanya diharap sedikit sebanyak dapat memberi impak kepada kita.

Ambillah yang jernih, jangan buang yang keruh, sulinglah yang keruh tu seperti mana yang dipelajari oleh Sheikh Ahmad Deedat (semoga Allah merahmati beliau) daripada Sheikh Saadi.

Almarhum kata, " make use of other people's mistake, if they make certain mistakes, I wont do that". Katanya lagi tentang Sheikh Saadi, " He(Sheikh Saadi) was asked, where did you learn all this good manners from? He said, "I learn this from the unmannerly". So you he said if I see in others man is not right, no I won't do it".

Semua benda di dunia ini insyaAllah akan bermakna jika dilihat dengan hati.

Balik kepada tajuk, apa-apa pun yang kita buat, niat tu paling penting. Sembahyang kita tak dikira jika kita tak berniat (bukan lafaz niat). Tetapi perlu diingat, niat tak menghalalkan cara.

Maka gunakanlah masa (bukan masa je, 5 perkara tu) untuk mendapatkan keredhaannya.

Sekian, wallahualam.

Salam.

p/s: Beli iPod Touch pun boleh bawa kepada keredhaanNya insyaAllah. :)


Satanic Verses

(Sir) Salman Rushdie - The Satanic Verses

The Satanic Verses is one of the 'masterpiece' by apparently a 'Muslim' writer, which was nominated in the Booker Prize in 1988. Rushdie's fourth novel caused havoc and controversies within the Muslims community around the world at that time. This novel, he said is, "inspired in part by the life of Muhammad (P.B.U.H.)", was heavily published during its time and the Penguin Books paid 800,000 bucks in advanced to get his novel published under their company.
The novel is about Gibreel Farishta ( a bollywood superstar) and and emigrant Saladin Chamcha from India changing personalities and what happened to them in Britain and after their return to India (for the summary, you can just search it on the Internet)

Rushdie (he was born as a Muslim but later murtad), was heavily supported by most people in the world although there were rallies and burning books riots happened in Britain. Some countries such as India and South Africa banned the novel due to the on-going protests by the muslims.

I quoted some of the analysis and critics,

One of these sequences contains most of the elements that have been criticized as offensive to Muslims. It is a transformed re-narration of the life of the prophet Muhammad (called "Mahound" or "the Messenger" in the novel) in Mecca ("Jahilia"). At its centre is the episode of the Satanic Verses, in which the prophet first proclaims a revelation in favour of the old polytheistic deities, but later renounces this as an error induced by Shaitan.

Timothy Brennan called the work "the most ambitious novel yet published to deal with the immigrant experience in Britain" that captures the immigrants dream-like disorientation and their process of "union-by-hybridization". The book is seen as "fundamentally a study in alienation."

From Wikipedia. ( http://en.wikipedia.org/wiki/The_Satanic_Verses )


The on-going protest took years and in 1989 eventually Ayatollah Khomeini, the Supreme Leader of Iran issued a fatwa that this Rushdie should be killed and his publishers. As a result, he, Rushdie, has been kept under police protections by the British Government.

Suprisingly, not many people actually read the whole book (including those who's rioting and the one who's supporting Rushdie), Sheikh Ahmad Deedat in his speech " How Rushdie fooled the West" in 1989 pointed out this fact as only 1 in 6000 of his audience have managed to read the book.

During his speech, he quoted a lot of short sentences which offense not only Muslims, but Hindu's Gods, Margaret Thatcher (the Prime Minister of United Kingdom at that time) and the Queen herself. An American actor at that time, called Margaret's policies as f***, and he was banned from setting his foot on the United Kingdom while this Rushdie which everyone in the UK at that time adores him for his so called 'Masterpiece', called Margaret b***h and he got away.

He said in his novel that one of the character dreams of making love with the Queen, and called Sita ( Hindu Goddess) a wh**e whose always craving for s**, and they still let him got away.

WHY?

The press said (most people said) that the Brits can bear with that and what he wrote in his novel were dreams. But sane people can always argue that when he wrote it, he wasn't dreaming at all!

Although he is still alive and safe now, he will recieve proper punishment in the hereafter unless he does perform taubah. Wallahu'alam.

Don't let this fitnahs happen again and to do just that, we need an ummah. A strong ummah that can bear and withstand these fitnahs.

Let us form the ummah together!


Islam will never dissapear from the Earth as long as there's one group who's performing da'wah and protecting the Syiar of Islam.

Wallahu'alam.



Sorry if this post is too harsh for you.

9.13pm 19 Nov 08